Senin, 25 Mei 2015

Mempersiapkan Karir Masa Depan

A.    Arti dan Pentingnya Perencanaan Karir
Memperoleh karir atau pekerjaan yang layak dan sesuai harapan, merupakan salah satu aspek  terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi penganggur. Demikian pula banyak orang yang mengalami stres dan frustrasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan
Menggapai karir yang gemilang tidak didapatkan hanya dengan melewati proses semalam. Ia membutuhkan kerja keras, aktualisasi diri yang mendalam, dan kemauan untuk terus belajar. Seorang professional yang berhasil dalam karirnya adalah ia yang telah merintisnya sejak muda. Para praktisi SDM mengatakan, ”Orang yang berhasil pada umumnya akan melakukan analisa serta mengetahui apa yang menjadi tujuan karirnya, apa rencana serta tindakan yang diambil untuk mencapai karir yang diharapkan”.

a.       Pengertian Karir
Pekerjaan tidak serta merta merupakan karier. Kata pekerjaan (work, job, employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, sedangkan kata karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya.Pada dasarnya yang dimaksud dengan karir adalah suatu pilihan profesi atau pekerjaan yang menjadi tujuan bagi seorang individu. Karir juga dapat diartikan sebagai perkembangan dari perjalanan kehidupan kerja seseorang yang digeluti secara serius dan ditingkatkan semaksimal mungkin
Karir tertiggi (puncak karir) tidak dapat dicapai secara instant, melainkan harus dengan perencanaan matang. Cara yang paling efektif untuk meniti karir adalah dengan menggali bakat atau potensi sedini mungkin. Masa remaja merupakan saat yang paling tepat untuk meniti karir yakni dengan mengenal bakat dan minat yang dimilikinya. Sehingga nantinya seseorang tersebut tidak hanya akan berhasil meniti karir tersebut dengan sempurna, melainkan juga menggapainya dengan optimal.

b.      Apakah Perencanaan Karir itu
Perencanaan karir adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara terarah dan terfokus demga berdasar pada potensi (minat, bakat, keyakinan, nilai-nilai) yang kita miliki untuk mendapatkan sumber penghasilan yang memungkinkan kita untuk maju dan berkembang baik secara kualitas (hidup) maupun kuantitas (kesejahteraan). Sesunguhnya dalam perencanaan karir ini yang ditekankan bukan hanya pada pekerjaan apa yang nantinya kita peroleh, tetapi pada persiapan-persiapan yang kita lakukan. Salah satun persiapan yang sangat penting adalah memilih pendidikan dan keterampilan yang akan dikembangkan. Misalnya kalau saat ini kita berada di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) maka kita nantinya harus bisa menentukan kira-kira jurusan apa yang akan dipilih IPS, Bahasa, atau IPA.

c.       Poin-poin penting dalam perencanaan.
1.Menyadarkan diri sendiri terhadap peluang-peluang, kendala-kendala, pilihan-pilihan, dan konsekuensi yang akan dihadapi.
2. Mengidentifikasi tujuan-tujuan hidup terutama yang berkaitan dengan karir,
3.Penyusunan program pendidikan, keterampilan dan pengalaman-pengalaman yang bersifat pengembangan dalam meraih tujuan karir.

B.     Langkah-Langkah Dalam Merencanakan Karir
a.       Mengembangkan rencana karir. Pikirkanlah mengenai apa yang akan kita lakukan dan langkah-langkah strategis apa yang dibutuhkan untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan.
b.      Tinjaulah bakat atau kemampuan serta minat yang kita miliki. Pikirkan secara serius dan mendalam hal-hal yang kita sukai, mampu kita kerjakan dengan baik, serta nilai-nilai yang kita yakini kebenarannya.
c.       Cobalah mencari tahu jenis-jenis karir atau pekerjaan yang mendekati dengan diri kita, yaitu sesuai bakat serta minat yang kita miliki, latar belakang pendidikan, kondisi kerja serta lingkungan yang kita harapkan, serta hal-hal lain yang akan memberikan kejelasan arah dan fokus karir/pekerjaan kita.
d.      Bandingkanlah keterampilan dan minat yang kita miliki dengan jenis karir atau pekerjaan yang akan kita pilih. Jadi karir atau pekerjaan yang paling sesuai dan dekat dengan diri kita sangat mungkin menjadi karir atau pekerjaan kita di masa depan.
e.       Kembangkanlah tujuan karir/ pekerjaan yang kita pilih. Hal ini akan menjadi panduan yang sangat penting bagi kita untuk menyusun langkah-langkah strategis selanjutnya.
f.       Ikutilah pendidikan atau pelatihan yang mendekatkan kita dengan tujuan karir atau pekerjaan yang telah kita buat.
g.      Hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah masalah keuangan. Kita mungkin akan berfikir mengenai sumber-sumber dan besarnya uang yang kita butuhkan untuk mewujudkan karir kita.
h.      Cobalah minta nasehat dari beberapa sumber yang anda yakini dapat membantu kita memberikan penjelasan dan arahan megenai karir/pekerjaan pilihan kita.

C.     Rumus Dalam Memilih Karir
Richard leider, seorang konsultan karir dari Amerika Serikat, memiliki rumus moderen yang dapat mengkalkulasikan bagaimana kita dapat mewujudkan rencana karir di masa depan degan eektif dan gemilang. Rumus yang dimilikinya adalah sebagai berikut:
Karier = T + 2P + E + V
T : Talent / Bakat                                            V : Vision       
2P : Passion dan Purpose
E : Environment
·         T yang berarti talent atau bakat.
Untuk mengetahui arah karir dan profesi yang cocok untuk kita jalani dimasa depan, cobalah mendeteksi apa saja kelebihan dan kelemahan yang kita miliki.
·         2P yaitu Passion dan Purpose, atau keinginan dan tujuan.
Dalam meilih sebuah karir, diperlukan adanya gairan atau keinginan yang kuat untuk menggapai karir tersebut dengan maksimal. Selain itu, dibutuhkan pula tujuan dan arah yang jelas, agar pencapaian karir dimasa depan tidak salah arah. Kedua elemen ini membutuhkan kerja keras dan pengenalan diri yang mendalam agar tujuan karir yang akan dicapai dapat diarahkan dengan benar.
·         E atau Environment (lingkungan).
Masa remaja merupakan fase dimana kita sangat membutuhkan lingkungan sekitar untuk dapat mengembangkan kepribadian dan emosi. Lingkungan sekitar kita dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, atau tempat bermain. Dalam lingkungan sekitar, seseorang dapat mengasah bakat dan minatnya sedemikian rupa sehingga dapat menggapai karir yang direncanakan. Lingkungan sekitar menjadi tempat belajar dan aktualisasi diri. Oleh karena itu, pilihlah selalu lingkungan yang positif, sehingga kita tidak akan terjerumus kedalam hal-hal yang justru akan dapat menghambat karir kita dimasa depan.
·         V atau Vision yang berarti pandangan (visi).
Leider melihat bahwa dengan menerapkan pola visioning atau memandang jauh ke masa depan, kita akan dapat mengetahui bentuk-bentuk karir yang akan dicapai. Untuk menciptakan sebuah visi yang baik, langkah pertama adalah menggali potensi diri dan membuat perencanaan bagaimana memanfaatkan potensi tersebut untuk meraih karir yang dicita-citakan.
D.    Tahap Perkembangan Karir
Menurut Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma (1951) perkembangan karier dibagi menjadi 3  tahap pokok, yaitu:
·         Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (Masa Sekolah Dasar)
·         Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (Masa Sekolah Menengah)
·         Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (Masa Perguruan Tinggi)

a)      Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa Sekolah Dasar)
Pada tahap fantasi anak sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, ingin menjadi petani, pilot pesawat, guru, tentara, dll. Mereka juga senang bermain peran (misalnya bermain dokter-dokteran, bermain jadi guru, bermain jadi polisi, dll) sesuai dengan peran-peran yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam kehidupan mereka. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang mereka sebut masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka memang asal sebut saja pekerjaan yang dirasa menarik saat itu. Dalam hal ini orang tua dan pendidik tidak perlu cemas atau pun gelisah jika suatu ketika anak ternyata menyebut atau menginginkan pekerjaan yang jauh dari harapan orang tua atau pun pendidik. Dalam tahap ini anak belum mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan obyektif, karena mereka belum mengetahui bakat, minat, dan potensi mereka yang sebenarnya. Mereka sekedar berfantasi saja secara bebas, yang sifatnya sama sekali tidak mengikat.

b)      Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (masa Sekolah Menengah)
Tahap tentatif dibagi menjadi 4  sub tahap, yakni:
(1)   sub tahap Minat (Interest)
Anak cenderung malakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja
(2)   sub tahap Kapasitas (Capacity)
Anak mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, di samping minat dan kesukaannya.
(3)   sub tahap Nilai (Values)
Anak sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai.
(4)   sub tahap Transisi (Transition)
Anak sudah mampu memikirkan atau “merencanakan” karier mereka berdasarkan minat, kamampuan dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan.

c)      Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (masa Perguruan Tinggi)
Pada usia perguruan tinggi (19 tahun ke atas) remaja memasuki tahap reasiltis, di mana mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu pada tahap realistis seorang remaja sudah mampu membuat perencanaan karier secara lebih rasional dan obyektif.

E.     Karier perlu sesui dengan Kepribadian
Sementara itu seorang ahli yang bernama John Holland menjelaskan bahwa perlu dilakukannya sebuah usaha dalam memilih karir yang sesuai dengan kepribadian kita. Hal ini didasarkan pada sebuah alasan bahwa seorang yang memilih karir yang sesuai dengan kepribadiannya, dia akan lebih menikmati kariernya  dari pada karier yang tidak sesuai dengan kepribadiannya.
            Ada enam tipe kepribadian yang perlu dipertimbangkan saat mencari kecocokan antara aspek psikologis :
·         Realistis
Orang yang memperlihatkan karakteristik maskulin. Kuat secara fisik, menyelesaikan masalah dari sisi praktisnya dan memiliki kemampuan sosial yang rendah .Jika kita termasuk tipe ini maka  cocok bekerja pada situasi praktis sebagai buruh, petani, pengemudi bus, dan tukang bangunan.
·         Intelektual
Orang-orang ini memiliki orientasi konseptual dan teoritis. Jika kita termasuk tipe ini maka kita lebih tepat menjadi pemikir daripada pekerja. Kita akan seringkali menghindari hubungan dengan orang lain  dan paling cocok untuk pekerjaan yang berhubungan dengan matematika atau keilmuan
·         Social
Orang-orang ini sering memperlihatkan sifat-sifat  feminism (luwes/gampang bergaul), khususnya yang berhubungan dengan kemampuan berbicara dan hubungan dengan orang lain.  Jika termasuk tipe ini kita paling mungkin mempersiapkan diri untuk masuk dalam profesi yang berhubungan dengan orang banyak, seperti mengajar, menjadi pekerja social, dalam bidang konseling,dll
·         Konvensional
Orang-orang ini memperlihatkan ketidaksenangannya terhadap kegiatan yang tidak teratur dengan rapi. Jika termasuk tip[e ini kita paling cocok menjadi bawahan, seperti sekerataris, teller bank, atau pekerjaan administrative lainya.
·         Menguasai (enterprising)
Orang-orang ini menggunakan kata-katanya utnuk memimpin orang lain, mempengaruhi orang lain dan menjual berita atau produk. Jika termasuk tipe ini kita paling cocok memiliki karir yang berhubungan dengan penjualan, sales, politikus atau menejemen.
·         Artistic
Kita adalah orang yang lebih suka berinteraksi dengan dunia kita melalui ekspresi seni, menghindari situasi  hubungan  dengan orang lain serta konvensional dalam banyak kasus. Para pemilik tipe kepribadian ini sebaiknya diarahkan ke karir seni atau penulisan scenario drama/film/sinetron, pelukis.

F.      Strategi Membuat perencanaan karir
1. Tetapkan karier yang dinginkan
·         Tetatapkan karir : guru, pengacara, dokter, arsitek juga butuh perencanaan.
·         Pemilihan jurusan/prodi guru sudah cukup untuk menjadikan guru.
2. Meningkatkan kemampuan
·         Semua pilihan karir membutuhkan kualitas kemampuan.
·         Ijazah dan transkrip saja tidak cukup, dibutuhkan kemampuan pendukung.
·         Jangan hanya mengandalkan materi kuliah saja, harus proaktif untuk menggali kemampuan lain dan meningkatkannya secara baik sehingga akan lebih siap.
3. Bangun networking
·         Fakta membuktikan bahwa lulusan yang cerdas tapi masih menjadi pengangguran ( dapat dikatakan tidak punya networking).  
·         Selain belajar tekun, juga harus menjalin network (komunitas, organisasi, jaringan online atau yang lain : sangat penting dalam karir ke depan).

4. Miliki beberapa alternatif pilihan.
·         Dengan memiliki beberapa alternatif karir bisa memilih mana yang akan ditekuni setelah lulus kuliah meskipun tidak sesuai dengan jurusan/prodi karena ini telah dipersiapkan alternatif karir
5. Terus update informasi
·         Banyak orang kehilangan kesempatan, karena kurangnya informasi yang didapat.
·         Update terus informasi tentang dunia kerja (koran, majalah atau media online.
·         Bagi yang sudah bekerja, update kompetensi untuk meraih posisi yang lebih gemilang meski di perusahaan lain.

G.    Kiat–kiat Menembus Peluang Kerja
·         Tetapkan pilihan  pekerjaan/ posisi/ jabatan/ perusahaan yang diinginkan (sesuai dengan kompetensi, bidang ilmu serta keahlian yang dimiliki).
·         Cari informasi tentang lowongan kerja (koran, internet, pameran bursa kerja, ikatan alumni, relasi, perusahaan ybs, dll)
·         Cari tahu sebanyak mungkin tentang perusahaan yang dituju (budaya perusahaan, jenjang karier, sistem penggajian, dll).
·         Buat surat lamaran dan CV yang menarik, khas tapi tetap sesuai kaidah dan standar penulisan.
·         Persiapkan mental dan penampilan dalam menghadapi test masuk dan wawancara.
·         Siap menghadapi kegagalan, belajar dari kekurangan, perbaiki diri dan siap kembali bertarung atau memulai usaha sendiri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar